LAPORAN #5 PRAKTEK AUDIO DAN RADIO

LAPORAN 5

PRAKTEK AUDIO DAN RADIO

TENTANG TONE CONTROL


OLEH

RETNO ADE SANJAYA

1203051



PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG









A.   Tujuan:

Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:

1.      Merakit rangkaian Tone Control (Pengatur Nada).

2.      Mengetahui fungsi rangkaian Tone Control pada sistem audio

3.      Mengetahui karakteristik kerja rangkaian Tone Control pada sistem audio

4.      Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian Tone Control.



B.   Alat dan Bahan:

Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:

1.      Osiloskop Dual Beam                                     = 1 set

2.      Multimeter                                                      = 1 set

3.      AFG                                                                = 1 set

4.      Kit Power Amplifier + Tone ControL            = 1 set

5.      Loudspeaker                                                   = 1 buah

6.      Kabel listrik                                                     = secukupnya

7.      Audio Player                                                   = 1 set



C.   Teori Pendukung

Rangkaian penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20 Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin. Range frekuensi ini juga tergantung dari kemampuan dari loudspeaker. Jika loudspeaker bekerja pada frekuensi Full Range (20 Hz – 20 Khz) ini sangat baik sekali, karena akan di dapat nada yang dinamis pada frekuensi full range. Tapi jika hanya frekuensi tertentu saja yang mampu di reproduksi oleh loudspeaker, maka penggunaan tone control memungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu.

Tone control merupakan rangkaian pengatur nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu Low Pass Filter (LPF) dan Figh Pass Filter (HPF) maupun Band Pass Filter. Sebelum sinyal dikuatkan oleh rangkaian Power Aplifier, rangkaian tone control bekerja dengan mengatur nada yang akan dilewatkan pada rangkaian power amplifier, sehingga akan di dapatkan nada sesuai dengan respon frekuensi pada loudspeaker dan akan di dapatkan hasil (suara) pada loudspeaker yang sesuai dengan keinginan pengguna.



                     



Gambar 1. Blok Rangkaian Audio Amplifier`





D.   Langkah Kerja Praktikum

1.      Lengkapilah peralatan dan bahan praktikum yang akan digunakan, periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan bekerja.

2.      Rakitlah rangkaian Power Amplifier dan Tone Control, sesuaikan dengan skema rangkaian seperti pada gambar di bawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian sehingga output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh dengan tangan.









Gambar 2. Skema Power Amplifier dengan Tone Control



3.      Atur pengaturan nada volume, Bass dan trable pada posisi tengah.

4.      Hubungkan AFG pada bagian input rangkaian amplifier serta hubungkan ke chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 pada osiloskop.

5.      Atur input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitudo sebesar 50 mVp-p, berapa tegangan output yang dihasilkan ? Vo  = 10,4 Vp-p, dan tentukan juga beda fase f = ....... o






(Gambar bentuk signal)



6.      Atur volume hingga menghasilkan sinyal output yang dapat terbaca dan tidak cacat 10,4  Vp-p. Berapa besar penguatan dari rangkaian yang anda gunakan?



dB = 20 Log Vo/Vi

dB = 20 Log 10,4 / 0,16

dB = 20 Log 1,813

dB = 36,26



7.      Ulangi langkah 6, aturlah posisi tone control dan ukur tegangan output (Volume dan Amplitudo AFG tidak dirubah). Isilah tabel pengamatan berikut ini.



E.   TABEL PENGAMATAN



1.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Minimum, High = Minimum



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
0,5 V
CACAT
250 Hz
1,1 V
TIDAK CACAT
500 Hz
2,9 V
TIDAK CACAT
750 Hz
3,6 V
TIDAK CACAT
 1000 Hz
3,8 V
TIDAK CACAT
1500 Hz
3,6 V
TIDAK CACAT
2000 Hz
3,4 V
TIDAK CACAT
5000 Hz
1,8 V
TIDAK CACAT
10000 Hz
0,9 V
TIDAK CACAT
15000 Hz
0,48 V
TIDAK CACAT
20000 Hz
0,28 V
TIDAK CACAT

2.      Kondisi Potensio Tone control, Bass = Min, High = Tengah



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
0,4 V
CACAT
250 Hz
1,5 V
TIDAK CACAT
500 Hz
3,2 V
TIDAK CACAT
750 Hz
4,4 V
TIDAK CACAT
1000 Hz
5,2 V
TIDAK CACAT
1500 Hz
6,8 V
TIDAK CACAT
2000 Hz
7,2 V
TIDAK CACAT
5000 Hz
7,6 V
TIDAK CACAT
10000 Hz
7,2 V
TIDAK CACAT
15000 Hz
6 V
TIDAK CACAT
20000 Hz
5,2 V
TIDAK CACAT



3.      Kondisi potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = Min



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
3,4 V
CACAT
250 Hz
4 V
TIDAK CACAT
500 Hz
4,4 V
TIDAK CACAT
750 Hz
4,6 V
TIDAK CACAT
1000 Hz
4,7 V
TIDAK CACAT
1500 Hz
4,3 V
TIDAK CACAT
2000 Hz
3,9 V
TIDAK CACAT
5000 Hz
3,1 V
TIDAK CACAT
10000 Hz
2,9 V
TIDAK CACAT
15000 Hz
1,7 V
TIDAK CACAT
20000 Hz
1,5 V
TIDAK CACAT



4.      Kondisi potensio Tone Control, Bass = Tengah, High = tengah



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
5,8  V
CACAT
250 Hz
6,6  V
TIDAK CACAT
500 Hz
7,4 V
TIDAK CACAT
750 Hz
9,2 V
TIDAK CACAT
1000 Hz
11,2 V
CACAT
1500 Hz
11,2 V
CACAT
2000 Hz
11,2 V
CACAT
5000 Hz
11,2 V
CACAT
10000 Hz
11,2 V
CACAT
15000 Hz
7,2  V
TIDAK CACAT
20000 Hz
6 V
TIDAK CACAT



5.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Min, High = Max



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
0,76 V
CACAT
250 Hz
3  V
TIDAK CACAT
500 Hz
7,6  V
TIDAK CACAT
750 Hz
12  V
CACAT
1000 Hz
11 V
CACAT
1500 Hz
11 V
CACAT
2000 Hz
11,5 V
CACAT
5000 Hz
11,5 V
CACAT
10000 Hz
11,5 V
CACAT
15000 Hz
11,5 V
CACAT
20000 Hz
11,5 V
CACAT



6.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High = Min



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
12 V
CACAT
250 Hz
12 V
CACAT
500 Hz
12 V
CACAT
750 Hz
12 V
CACAT
1000 Hz
12 V
CACAT
1500 Hz
12 V
CACAT
2000 Hz
8,8 V
TIDAK CACAT
5000 Hz
3,6 V
TIDAK CACAT
10000 Hz
1,75 V
TIDAK CACAT
15000 Hz
1 V
TIDAK CACAT
20000 Hz
0,6 V
TIDAK CACAT



7.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass=Tengah, High=Max



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
6,8 V
TIDAK CACAT
250 Hz
7,6 V
TIDAK CACAT
500 Hz
8,8 V
TIDAK CACAT
750 Hz
11 V
TIDAK CACAT
1000 Hz
11 V
 CACAT
1500 Hz
11,5 V
CACAT
2000 Hz
11,5 V
CACAT
5000 Hz
11,5 V
CACAT
10000 Hz
11,5 V
CACAT
15000 Hz
11,5 V
CACAT
20000 Hz
11,5 V
CACAT



8.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High= Tengah



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
13 V
CACAT
250 Hz
11,5 V
CACAT
500 Hz
11,5 V
CACAT
750 Hz
11,5 V
CACAT
1000 Hz
11,5 V
CACAT
1500 Hz
11,5 V
CACAT
2000 Hz
11,5 V
CACAT
5000 Hz
11,5 V
CACAT
10000 Hz
11,5 V
 CACAT
15000 Hz
11 V
TIDAK CACAT
20000 Hz
9 V
TIDAK CACAT



9.      Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High = Max



Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
Keterangan
100 Hz
13  V
CACAT
250 Hz
11,5 V
CACAT
500 Hz
11,5 V
CACAT
750 Hz
11,5 V
CACAT
1000 Hz
11,5 V
CACAT
1500 Hz
11,5 V
CACAT
2000 Hz
11,5 V
CACAT
5000 Hz
11,5 V
CACAT
10000 Hz
11,5 V
CACAT
15000 Hz
11,5 V
CACAT
20000 Hz
11,5 V
CACAT






F.    KESIMPULAN



Rangkaian Tone Control merupakan salah satu jenis pengatur suara atau nada aktif pada sistem audio. Pada dasarnya tone control atau pengatur nada berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi.



Rangkaian Tone Control sederhana memiliki output yang bisa di bilang cukup bagus dan bersih. Sinyal suara yang di hasilkan dari input sebelumnya sudah di atur oleh potensiometer dan kemudian di kuatkan oleh bagian op = amp menggunakan transistor yang kemudian di kopling oleh kapasitor yang outputnya akan di atur lagi pada bagian control.



Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3 bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control) dan bagian penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2 transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada di bangun menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2 tingkat yang di bangun menggunakan transistor.



Rangkaian tone control baxandal merupakan rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Rangkaian baxandal hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. Batas pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut (pelemahan maksimum).



Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi memberikan efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau di biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer treble.

Posting Komentar untuk "LAPORAN #5 PRAKTEK AUDIO DAN RADIO"